Sepotong hati di kardus coklat

Sepotong hati dikardus coklat. Sepotong harapan dan kenangan yang tersusun dan berbaris rapi dan siap untuk dimasukan kedalam kardus. Sepotong bayang senyum yg membekas siap di masukan  ke dalam kardus coklat. Dan sepotong cerita yg tidak bisa dituliskan semuanya juga harus dimasukan kedalam kardus coklat.  Semuaya sudah dan harus dimasukan kedalam kardus dan tersusun rapi. Tapi.. ternyata kardusnya tidak bisa menampung semua kenangan, semua harapan, semua cerita..Kupaksakan semua itu bisa semua masuk kedalam kardus.. aku tekan-tekan, aku injak dan aku tutup rapat -rapat. Bukannya kardus itu tertutup tetapi kardus menjadi robek sana sini.. banyak yg keluar dr kardus dan kardus tidak bisa menampung lagi. Banyak kenangan yg keluar dan tak mau masuk lagi.. dan banyak cerita yg kembali lagi..
Akhirnya... aku berusaha membenahi kardus ini. Aku tambal dimana mana untuk menampung sepotong hati yg berisi banyaak kenangan, harapan, kesedihan dan kebahagian.. aku berusaha untuk menutup rapat secara perlaham dan tidak terburu-buru. Pelan dan pasti memasukan satu persatu. Agar potongan hati lainnya tidak terlalu sakit.  Entahlah... setelah semua hal di potonga hati itu sudah dimasukan. Apakah masih ada hati lain yg tersisa, atau ada hati baru yg akan menambal hati yg rusak, ataukah potongan hati di kardus itu akan kembali dan membuat hati yg lama bisa berfungsi. Ini pertanyaan yg tidak bisa di jawab. Karena Tuhan sang sutradara hati yang akan menentukan  semua jawaban.. mau dibawa kemana potongan hati di kardus coklat, dan hati yg tersisa. Dan kini.. aku masih berjuang untuk memasukan semua yg ada di sepotong hati untuk dimasukan kedalam kardus coklat.

Comments